Home / Nasional / Ini Harapan Kaum Milenial Terhadap Calon Anggota Legislatif Untuk Menumbuhkan Kepercayaan

Ini Harapan Kaum Milenial Terhadap Calon Anggota Legislatif Untuk Menumbuhkan Kepercayaan

Banyuwangi – Banyak pelajar dan mahasiswa di Indonesia yang apatis terhadap politik bahkan tidak sedikit yang takut berbicara politik karena banyaknya perdebatan, konflik, perseteruan dan lain sebagainya sehingga memicu tumbuh dan berkembangnya sikap apatis tersebut.

Ungkapan tersebut disampaikan Hasan Argadinata, Perwakilan Pemuda LDII Kaabupaten Banyuwangi dalam acara “Kegiatan Penguatan Budaya Politik Untuk Membangun Demokrasi,” yang digelar oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Poliltik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Timur di Hotel Ketapang Indah Banyuwangi pada 24 25 Oktober 2022.

Pemuda asal Genteng yang sedang menempuh pendiidikan Strata (S) 3 di Universitas Malang (UM) menuturkan dalam kenyataan saat ini adalah bagaimana bentuk partisipasi aktif masyarakat khususnya kaum milenial dalam memberikan dukungan untuk menyukseskan pemilihan umum (Pemilu), sementara sebagian besar merasa takut berbicara politik.

“Kami yang tidak terlalu banyak mengetahui dunia politik secara humanism karena dalam pengetahuan kami dunia politik itu keras persaingan antara satu partai politik dengan yang lain menakutkan. Sehingga butuh rumusan bersama agar generasi muda mampu memperoleh informasi yang baik, benar dan utuh,” jelas Hasan.

Dia menambahkan faktor lain yang disinyalir sebagai penyebab munculnya sikap apatis kaum milenial menyangkut keraguan terhadap figur yang akan dipilih karena tidak kenal sehingga perlu kiranya calon anggota legislatif lebih pro aktif untuk menyapa masyarakat agar kenal dengan sosok yang akan dipili menjadi wakil rakyat di dewan.

Pendekar Persinas Asad tersebut berharap bagaimana para calon wakil rakyat mampu bersikap Cepat, Efektif, Tanggap, Transparan, Akuntabel, dan Responsif (CETTAR).

“Kaum muda tentunya memiliki keinginan tumbuh dan berkembang tumbuh melalui fasilitas dan layanan pemerintah. sehingga diperlukan kedekatan khusus untuk berkeluh kesah. Bukan hanya dalam kesejahteraan saja kami diwakili tetapi juga mampu mewakili kaum milenial dalam memenuhi kebutuhan era saat ini terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek ),” pungkas Hasan.

Sementara Heru Wahono Santoso, Kepala Bakesbangpol Provinsi Jawa Tmur, mengungkapkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai budaya politik bangsa merupakan pegangan pembangunan dan penataan kehidupan politik dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dia menuturkan pembangunan dan penataan kehidupan politik tersebut diarahkan terhadap pengembangan etika dan moral budaya politik, sehingga akan tercipta suasana harmonis antar pelaku dan keuatab sosial politik serta kelompok kepentingan lainya untuk mencapai kemajuan bangsa dan negara.

Pejabat yang mengawali kariernya di Banyuwangi itu menambahkan partisipasi warga memiliki peran yang siginifinkan terhadap sistem politik suatu negara. Setiap warga dalam kehidupan selalu bersinggungan dengan berbagai aspek politik , ekonomi, bisnis, kesehatan, hubungan internasional dan hubungan sosial masyaraat.

“Akan tetapi masih sedikit masyarakat Indonesia yang benar-benar memiliki budaya politik aktif, sebagian malah terkesan tidak peduli terhadao politik di Indonesia. Untuk itu agar tercipta budaya politik yang aktif maka harus didukung oleh semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat itu sendiri,” jelas Heru.

About LDII BANYUWANGI

Check Also

LDII Banyuwangi Berkurban Ratusan ekor dan Terima Bantuan Sapi Kurban dari Kapolresta

BANYUWANGI (5/6). DPD LDII Banyuwangi menerima bantuan sapi kurban dari Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *